Akhi, Bermimpilah!

Kertas Putih Bermimpilah
Foto Ilustrasi (Istimewa)

Sejenak kita duduk, merenung. Begitu banyak angan disetiap diri manusia. Karenanyalah kita bersyukur atas nikmatNya. Asa, ia tumbuh disetiap pribadi manusia, menjadi energi yang tumbuh mengalir, membuat setiap jiwa merasakan semangat hidup.

Sejenak kita memejamkan mata, berfikir. Masih banyak hamparan kehidupan yang Ia bentangkan untuk kita isi, kita torehkan dengan jejak emas kehidupan. Menjadikan hidup ini berbingkai indah dengan asa, asa yang terus menjadi energi di kehidupan. Olehnya, Dia karuniakan pula takdirNya bersama dengan kehendak manusia. Raga yang kita gerakkan, fikiran yang kita asah, menjadi aktor dalam takdirNya sebagai sutradara bagi kehidupan ini. Sehingga kita dikaruniai asa, keinginan, mimpi, untuk kita pintakan agar diwujudkan olehNya.

Saudaraku, beranganlah. Tidak sekadar angan, melainkan yang engkau wujudkan dengan kesungguhan. Angan yang menjadi sejarah bagi penerus zaman. Sehingga kita mengerti bagaimana hidup ini menghamparkan kisah yang agung. Sehingga kita tahu, para aktor handal telah menjadi sanjungan yang dielukan sebagai pahlawan. Merekalah yang memulai dengan mimpi, merekalah yang bangkit dari asa, untuk kemudian mereka temukan dengan takdir yang telah ditulisNya sejak awal penciptaan. Begitulah karuniaNya, bertemu antara takdir dan kehendak.
Saudaraku, sadarlah. Jiwa ini bukanlah lelah, angan ini bukanlah bosan, ia tumbuh dengan mimpi-mimpimu, mimpi yang engkau rajut dengan benang harap, dan engkau kemas dengan semangat bertabur cinta. Entah berapa waktu yang Ia sisakan untuk kita membekali diri agar tersenyum dikehidupan abadi. Ia merahasiakannya, agar kita bebekal diri, menjadi jiwa yang siap untuk kembali kepadaNYa. Maka dengan sifatnya yang Adil, Ia perintahkan setiap insan bekerja, bekerja membuat sejarah. Karena kerjamu yang akan menjadi sejarah kelak, seperti yang kita rasakan bagi generasi pendahulu.
Bekerjalah, ialah yang menjadikan sejarah itu disaksikan olehNya yang Maha Agung, para RasulNya, dan orang-orang yang beriman.
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Attaubah: 105)
Begitulah hakikat mimpi yang diwujudkan dengan kerja keras.
Saudaraku, bangkitlah. Sesungguhnya waktu yang kita miliki menjadikan mimpi yang kita angankan seakan tak dapat kita capai. Ia begitu luas mengangkasa, sementara waktu yang kita miliki kian berlari meningalkan hamparan sejarah menuju batasnya. Siakanlah waktu yang ada, kalau sesal yang ingin kau raih, ia takkan kembali. Sungguh, keadaan yang telah Ia tetapkan takkan berubah sedikitpun hingga kita bermimpi dan mewujudkannya, mempertemukan kehendakNya dan kehendak kita yang Ia anugerahkan atas bentuk kasih sayangNya yang tak berbatas. Maka mulailah kita angkat kepala kita yang tertunduk, kita buka mata kita yang terpejam untuk kita raih mimpi kita yang mengangkasa.
Saudaraku, bermimpilah…
Penulis: Raji Luqya Maulah, Mahasiswa LIPIA Jakarta Jurusan I’dad Lughawi, Akun Twitter @oji_el

Artikel ini dimuat pada situs SuaraRepublika.co
Sumber: http://suararepublika.co/oase/saudaraku-bermimpilah/

Unknown

Aku adalah murid bagi siapa saja yang mau mengajarkanku kebaikan. Terima kasih telah berkunjung dan membaca. Silakan share jika bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar