Sumber: britishcourse.com |
Perlahan tetes air mata kering disapa mentari, tinggal kain
putih murahan yang bersandang di badan, entah badan siapa, toh yang mengaku
punya-pun tak sanggup berbuat dengannya. Yang lain juga jijik, sedih mendekat
sambil menutup hidung.
Belum cukup rasanya waktu istirahat di bawah pohon ini. Memang
siapa yang menduga ini tempat bersantai?
Kita baru sadar saat sudah dipaksa pergi. Kalaulah boleh kembali, nanti juga
akan berbuat sama, Dia lebih tahu kemunafikan kita. Padahal bukankah kita diberi
waktu panjang sebelumnya, sampai-sampai bisa nyaman berpangku tangan bahkan
tertidur pulas?
Waktu, beruntung sang Pengasih menciptakannya untuk kita. Sampai
kita lalai atau bergegas. Manusia masih diberi waktu, sampai ia lalai merasa
waktu tak berbatas, tak mau ingat dirinya hanya masih diberi waktu. Diingatkan juga
congkak. Maka selamat ia yang bergegas pada ampunan, karena terus menyadarkan
diri ia hanya masih diberi waktu. Bukankah tak ada yang tahu sampai kapan?
Hiks mengingatkan kematian. Suka merinding kalo baca ginian. Ga mau, tp kalo udah waktunya ya ga bisa ngapa-ngapain.
BalasHapusBagus, ane suka kata-katanya..
BalasHapusBtw kok desain blog ente di HP dengan di komputer terlihat beda ya? Trus kalau di HP kok ane gak bisa kasih komentar??
terimakasih ka :)
Hapusiya, klo tampilan mobile mmg beda. masa sih? ane bisa ko komentar lewat hp, mmg trkadang sulit klo di hp
Yaampun kak, kata2nya makjleb banget. Ajarin kek biar bisa nulis begini. Hikz
BalasHapuscoba luangkan waktu untuk merenung, kemudian tulis dgn hati :)
Hapus