Ada orang yang berpuasa tapi hanya dapat lapar dan dahaga, begitu Nabi saw mewanti-wanti. Satu bulan, berpayah, tapi tak dapat apa yang harusnya dituju.
Lantas, seharusnyalah kita segera merenung, puasa yang kita
jalani ini mau mendapatkan apa?
Sebab, ibadah tanpa orientasi akan salah arah. Lebih mengkhawatirkan
lagi jika tersesat, beribadah, tapi nyatanya melakukan kesiaan.
Mari kembali pada panduan Ilahi.
Allah swt berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa."
(QS. Al-Baqarah: 183)
“Agar kalian bertakwa”, itulah orientasi yang dituju dari
rangkaian perjalanan ibadah puasa.
Mengapa takwa menjadi begitu penting hingga ia dinobatkan
sebagai tujuan utama orang-orang yang berjuang dalam ibadah puasa?
Jika disederhanakan, takwa berpulang pada tiga makna; al-khasyyah
dan al-haiba yang bermakna takut, kedua, bermakna taat dan ibadah, dan ketiga,
bermakna pensucian hati dari perbuatan dosa.
Takut, taat, suci dari dosa adalah tiga bekal kuat
mengarungi kefanaan dunia menuju ridho Ilahi.
Lebih dari itu, Imam Al-Ghazali lantas merinci butir-butir
manfaat yang diperoleh dari gelar takwa.
Pertama, mendapat pujian Allah dan janji pahala yang
besar.
Jika sanjungan dari makhluk saja bisa membuat kita girang,
lantas apalagi sanjungan dari khalik.
“Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang
besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
beriman.” (QS. Ali Imran: 171)
“Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan
yang bertakwa ada pahala yang besar.” (QS. Ali Imran: 172)
Ke dua, dicintai oleh Allah.
Cinta adalah energi yang tak ternilai. Ia bisa melampaui
apapun membuat gembira yang dicintai dan yang mencinta. Jika dua ikatan energi
ini ada pada makhluk dan Tuhannya, maka puncak kebahagiaan akan tercapai.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.”
(QS. At-Taubah: 7)
Ke tiga, Allah akan menjaga dan mengawasi orang-orang
yang bertakwa.
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS.
An-Nisa: 1)
Ke empat, hilangnya kesulitan serta datangnya solusi dan
rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Ke lima, mendapatkan kemuliaan diri serta tidak mau
direndahkan oleh dunia.
Orang yang bertakwa akan sadar betul makna firman Allah swt:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka.” (QS. Al-An‘am: 32)
Alhasil, dunia tak akan pernah bisa melelahkannya.
Ke enam, Allah akan berikan ia ilmu serta petunjuk.
Allah berfirman: “Dan bertakwalah kepada Allah niscaya Allah
akan mengajarimu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah:
282)
Ke tujuh, dibukakannya kunci-kunci kekayaan langit dan
bumi dan hal ini yang dimaksud dengan karamah, perkara luar biasa yang
mengalir dari tangan orang-orang bertakwa, orang saleh, takut pada Allah, dan
orang-orang yang dikasihi-Nya.
Sungguh, takwa amatlah agung, padanya perkara dunia dan
akhirat bermuara. Jika puasa kita mengangkat kita pada derajat takwa, sungguh
itulah hakikat segala kebaikan yang dituju.
"Dan akibat yang baik itu adalah bagi orang yang
bertakwa.” (QS. Thaha: 132)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar